Severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja,
mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa,
termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019)
dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus
ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus
Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia).
Selain virus
SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus
yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.
Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 18 Juni 2020
adalah 41.431 orang dengan jumlah kematian 2.276 orang.
Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau
tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar
5,5%. Case fatality rate adalah presentase jumlah kematian
dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan
dilaporkan.
Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate)
berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:
- 0–5 tahun: 2,1%
- 6–17 tahun: 0,4%
- 18–30 tahun: 0,6%
- 31–45 tahun: 2,29%
- 46–59 tahun: 8,2%
- >60 tahun: 16,9%
Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0,8% berusia 0–5
tahun, 0,5% berusia 6–17 tahun, 2,7% berusia 18–30 tahun, 12,4% berusia 31–45
tahun, 39,9% berusia 46–59 tahun, dan 43,6% berusia 60 tahun ke atas.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 60,8% penderita yang meninggal akibat
COVID-19 adalah laki-laki dan 39,2% sisanya adalah perempuan.
Gejala Virus Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19
bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk
kering, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri
dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu:
- Demam (suhu
tubuh di atas 38 derajat Celsius)
- Batuk kering
- Sesak
napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
- Diare
- Sakit kepala
- Konjungtivitis
- Hilangnya kemampuan mengecap
rasa atau mencium bau
- Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2
minggu setelah penderita terpapar virus Corona.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan isolasi
mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona
(COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir
Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita
COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9
untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala
apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah
selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru
lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau
aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang perlu
Anda konsumsi.
Bila Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan langsung
ke rumah sakit karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau
menularkan virus Corona ke orang lain. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan
dokter di rumah sakit melalui aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke
dokter terdekat yang dapat membantu Anda.
ALODOKTER juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa
risiko tertular virus Corona dengan lebih mudah. Untuk menggunakan
fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini.
Penyebab Virus Corona (COVID-19)
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,
coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti
flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke
manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
- Tidak sengaja menghirup
percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau
bersin
- Memegang mulut atau hidung
tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena
cipratan ludah penderita COVID-19
- Kontak jarak dekat dengan
penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila
terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya
pada penderita kanker.
Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para
tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis
dan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
Diagnosis Virus Corona (COVID-19)
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian
atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum
gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan
orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan berikut:
- Rapid
test untuk mendeteksi
antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus
Corona
- Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi
virus Corona di dalam dahak
- CT scan atau
Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar
menunjukkan bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga
berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa
Anda mutlak terbebas dari virus Corona.
Pengobatan Virus Corona (COVID-19)
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah
penyebaran virus, yaitu:
- Merujuk penderita COVID-19
yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah
sakit rujukan
- Memberikan obat
pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
- Menganjurkan penderita COVID-19
untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat
yang cukup
- Menganjurkan penderita COVID-19
untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh
Komplikasi Virus Corona (COVID-19)
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa
komplikasi berikut ini:
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Infeksi sekunder pada organ
lain
- Gagal ginjal
- Acute cardiac injury
- Acute
respiratory distress syndrome
- Kematian
Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh
sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor
yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
- Terapkan physical distancing,
yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke
luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
- Gunakan masker saat beraktivitas di tempat
umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
- Rutin mencuci tangan dengan
air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
- Jangan menyentuh mata, mulut,
dan hidung sebelum mencuci tangan.
- Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara
rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
- Hindari kontak dengan penderita
COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang
yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
- Tutup mulut dan hidung dengan
tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
- Jaga kebersihan benda yang
sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau
termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam
pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak
menular ke orang lain, yaitu:
- Lakukan isolasi
mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
- Jangan keluar rumah, kecuali
untuk mendapatkan pengobatan.
- Bila ingin ke rumah sakit saat
gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk
menjemput.
- Larang orang lain untuk
mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
- Sebisa mungkin jangan melakukan
pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
- Hindari berbagi penggunaan alat
makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
- Pakai masker dan sarung tangan
bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
- Gunakan tisu untuk menutup
mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat
sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah
sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa
penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan
virus Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan
dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
Apabila Anda ingin mendapatkan lebih banyak informasi mengenai gejala,
pencegahan, dan penanganan infeksi virus Corona, silakan download aplikasi ALODOKTER
di Google Play atau App Store. Melalui aplikasi ALODOKTER, Anda
juga bisa chat langsung dengan dokter dan membuat janji
konsultasi dengan dokter di rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar